Kamis, 03 Maret 2016

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN 1

    Nama: Pujiasih
  NIM  : A210140082


 11. Definisi Benar dan Kebenaran
Menurut Oxford Learner’s Pocket Dictionary, standard atau standar itu adalah sesuatu  yang entah berasal dari mana – yang mendasari sesorang untuk menentukan pilihan. Bisa artikan juga bahwa standar itu umumnya bisa muncul dari system yang sudah ada atau bisa juga merupakan hasil perenungan atau pemikiran ulang terhadap system yang sudah ada.
Menurut Oxford Learner’s Pocket Dictionary, truth atau kebenaran itu adalah satu dari dua pilihan penilaian terhadap suatu hal yang diberikan seseorang setelah memalui serangkaian pertimbangan yang didasarkan pada suatu standar.
Kamus filsafat mendefinisikan kebenaran sebagai Suatu karakteristik dari beberapa arti proporsional, yaitu sesuatu yang benar. Kebenaran (atau kesalahan) meliputi ”ide-ide” yang secara normal terbatas kepada hal-hal yang proporsional di dalam nature, yaitu konsep yang diungkapkan dengan kata-kata yang menunjuk suatu kondisi atau tidak lebih daripada kondisi yang benar atau salah. Kebenaran dapat diramalkan secara tidak langsung melalui kalimat atau simbol-simbol yang mengekspresikan arti-arti yang benar.
Setidaknya ada 2 kutub yang melihat kebenaran secara berbeda: pertama, adalah melihat bahwa kebenaran itu Objektif; dan kedua adalah melihat bahwa kebenaran itu Relatif.
a.    Kebenaran Objektif yaitu kebenaran yang bersifat mutlak dan tidak bergantung kepada pendapat atau hasil pemikiran orang. Millard J. Erickson menuliskan: kebenaran objektif adalah jenis kebenaran yang ditemukan di dalam studi tentang sains, sejarah, matematika, dan sejumlah realita lainnya, yang mana realita itu adalah hal yang penting untuk mengetahui dan memahami beberapa objek yang mungkin sekali tepat.
b.    Kebenaran Relatif sangat berakar kuat pada pemikiran zaman modern, khususnya di dalam filsafat Rasonalisme, Empirisisme dan Eksistensialisme. Filsafat Rasionalis sangat menjunjung tinggi akal sebagai sumber dari segala pembenaran. Segala sesuatu harus diukur dan dinilai berdasarkan logika yang jelas. Titik tolak pandangan ini didasarkan kepada logika matematika.
22.      Bagaimana memperoleh kebenaran?
Hasrat ingin tahu manusia tersebut terpuaskan bila manusia memperoleh pengetahuan yang benar mengenai hal-hal yang dipertanyakan. Dalam sejarah perkembangannya, manusia ternyata selalu berusaha memperoleh pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat disebut sebagai kebenaran (Suryabrata, 2000: 2). Manusia senantiasa berusaha memahami, memperoleh, dan memanfaatkan kebenaran untuk kehidupannya. Tidak salah jika satu sebutan lagi diberikan kepadanya, yaitu manusia sebagai makhluk pencari kebenaran.
            Ada beberapa pendekatan yang dipakai manusia untuk memperoleh kebenaran yaitu : pendekatan empiris, pendekatan rasional, pendekatan intuitif, pendekatan religius, pendekatan otoritas, dan pendekatan ilmiah.
a.       Pendekatan Empiris
Mereka yang mempercayai bahwa penginderaan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh kebenaran disebut sebagai kaum empiris. Bagi golongan ini, pengetahuan itu bukab didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, namun melalui pengalaman yang konkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum empiris adalah bersifat konkrit dan dapat dinyatakan melalui tangkapan indera manusia.
b.      Pendekatan Rasional
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan mengandalkan rasio. Upaya ini sering disebut sebagai pendekatan rasional. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berpikir. Dengan kemampuannya ini manusia dapat menangkap ide atau prinsip tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.
c.       Pendekatan Intuitif
Menurut Jujun S. Suriasimantri (2005: 53), intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahannya. Atau secara tiba-tiba seseorang memperoleh “informasi” mengenai peristiwa yang akan terjadi.
d.      Pendekatan Religius
Manusia merupakan makhluk yang menyadari bahwa alam semesta beserta isinya ini diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan adi kodrati, yaitu Tuhan. Kekuatan adi kodrati inilah sumber dari segala kebenaran. Oleh karena itu agar manusia memperoleh kebenaran yang hakiki, manusia harus berhubungan dengan kekuatan adi kodrtai tersebut.
e.       Pendekatan Otoritas
Usaha untuk memperoleh kebenaran juga dapat dilakukan dengan dasar pendapat atau pernyataan dari pihak yang memiliki otoritas. Yang dimaksud dengan hal ini adalah individu-individu yang memiliki kelebihan tertentu disbanding anggota masyarakat pada umumnya.
f.       Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah pertumpu pada dua anggapan dasar, yaitu : pertama, bahwa kebenaran dapat diperoleh dari pengamatan dan kedua, bahwa gejala itu timbul sesuai dengan hubungan-hubungan yang berlaku menurut hokum tertentu (Ary dkk., 2000: 63).

33.    Mengapa kebenaran harus subjektif?
Subjektivitas adalah gambaran dari suatu peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan pandangan seseorang yang diperngaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya. Dengan demikian subjektivitas itu dipengaruhi oleh individu masing masing, sehingga apa yang dituliskan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan Kebenaran dalam sejarah memilki arti sebagai sesuatu yang dianggap nyata dan benar-benar terjadi. kebenaran yang subjektif yang penuh dengan interpretasi dan interfensi dari pihak-pihak yang dinamakan manusia, Oleh sebab itu kebenaran harus bersifat subjektif.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar