Nama: Pujiasih
NIM : A210140082
11. Definisi
Benar dan Kebenaran
Menurut
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, standard atau standar itu
adalah sesuatu yang entah berasal dari
mana – yang mendasari sesorang untuk menentukan pilihan. Bisa artikan juga
bahwa standar itu umumnya bisa muncul dari system yang sudah ada atau bisa juga
merupakan hasil perenungan atau pemikiran ulang terhadap system yang sudah ada.
Menurut
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, truth atau kebenaran itu
adalah satu dari dua pilihan penilaian terhadap suatu hal yang diberikan
seseorang setelah memalui serangkaian pertimbangan yang didasarkan pada suatu
standar.
Kamus
filsafat mendefinisikan kebenaran sebagai Suatu karakteristik dari beberapa
arti proporsional, yaitu sesuatu yang benar. Kebenaran (atau kesalahan)
meliputi ”ide-ide” yang secara normal terbatas kepada hal-hal yang proporsional
di dalam nature, yaitu konsep yang diungkapkan dengan kata-kata yang
menunjuk suatu kondisi atau tidak lebih daripada kondisi yang benar atau salah.
Kebenaran dapat diramalkan secara tidak langsung melalui kalimat atau
simbol-simbol yang mengekspresikan arti-arti yang benar.
Setidaknya
ada 2 kutub yang melihat kebenaran secara berbeda: pertama, adalah melihat
bahwa kebenaran itu Objektif; dan kedua adalah melihat bahwa kebenaran itu
Relatif.
a.
Kebenaran Objektif yaitu kebenaran yang bersifat
mutlak dan tidak bergantung kepada pendapat atau hasil pemikiran orang. Millard
J. Erickson menuliskan: kebenaran objektif adalah jenis kebenaran yang
ditemukan di dalam studi tentang sains, sejarah, matematika, dan sejumlah
realita lainnya, yang mana realita itu adalah hal yang penting untuk mengetahui
dan memahami beberapa objek yang mungkin sekali tepat.
b.
Kebenaran Relatif sangat berakar kuat pada pemikiran
zaman modern, khususnya di dalam filsafat Rasonalisme, Empirisisme
dan Eksistensialisme. Filsafat Rasionalis sangat menjunjung tinggi akal
sebagai sumber dari segala pembenaran. Segala sesuatu harus diukur dan dinilai
berdasarkan logika yang jelas. Titik tolak pandangan ini didasarkan kepada
logika matematika.
22. Bagaimana memperoleh kebenaran?
Hasrat
ingin tahu manusia tersebut terpuaskan bila manusia memperoleh pengetahuan yang
benar mengenai hal-hal yang dipertanyakan. Dalam sejarah perkembangannya,
manusia ternyata selalu berusaha memperoleh pengetahuan yang benar atau yang
secara singkat dapat disebut sebagai kebenaran (Suryabrata, 2000: 2). Manusia
senantiasa berusaha memahami, memperoleh, dan memanfaatkan kebenaran untuk
kehidupannya. Tidak salah jika satu sebutan lagi diberikan kepadanya, yaitu
manusia sebagai makhluk pencari kebenaran.
Ada beberapa pendekatan yang dipakai
manusia untuk memperoleh kebenaran yaitu : pendekatan empiris, pendekatan
rasional, pendekatan intuitif, pendekatan religius, pendekatan otoritas, dan
pendekatan ilmiah.
a. Pendekatan
Empiris
Mereka
yang mempercayai bahwa penginderaan merupakan satu-satunya cara untuk
memperoleh kebenaran disebut sebagai kaum empiris. Bagi golongan ini,
pengetahuan itu bukab didapatkan melalui penalaran rasional yang abstrak, namun
melalui pengalaman yang konkrit. Gejala-gejala alamiah menurut anggapan kaum
empiris adalah bersifat konkrit dan dapat dinyatakan melalui tangkapan indera
manusia.
b. Pendekatan
Rasional
Cara
lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan mengandalkan rasio. Upaya ini
sering disebut sebagai pendekatan rasional. Manusia merupakan makhluk hidup
yang dapat berpikir. Dengan kemampuannya ini manusia dapat menangkap ide atau
prinsip tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu
kebenaran rasional.
c. Pendekatan
Intuitif
Menurut
Jujun S. Suriasimantri (2005: 53), intuisi merupakan pengetahuan yang
didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang sedang
menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahannya. Atau
secara tiba-tiba seseorang memperoleh “informasi” mengenai peristiwa yang akan
terjadi.
d. Pendekatan
Religius
Manusia
merupakan makhluk yang menyadari bahwa alam semesta beserta isinya ini
diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan adi kodrati, yaitu Tuhan. Kekuatan
adi kodrati inilah sumber dari segala kebenaran. Oleh karena itu agar manusia
memperoleh kebenaran yang hakiki, manusia harus berhubungan dengan kekuatan adi
kodrtai tersebut.
e. Pendekatan
Otoritas
Usaha
untuk memperoleh kebenaran juga dapat dilakukan dengan dasar pendapat atau
pernyataan dari pihak yang memiliki otoritas. Yang dimaksud dengan hal ini
adalah individu-individu yang memiliki kelebihan tertentu disbanding anggota
masyarakat pada umumnya.
f. Pendekatan
Ilmiah
Pendekatan
ilmiah pertumpu pada dua anggapan dasar, yaitu : pertama, bahwa kebenaran dapat
diperoleh dari pengamatan dan kedua, bahwa gejala itu timbul sesuai dengan
hubungan-hubungan yang berlaku menurut hokum tertentu (Ary dkk., 2000: 63).
33. Mengapa kebenaran harus subjektif?
Subjektivitas adalah gambaran dari
suatu peristiwa yang sudah terjadi berdasarkan pandangan seseorang yang
diperngaruhi oleh nilai-nilai yang melingkupinya. Dengan demikian subjektivitas
itu dipengaruhi oleh individu masing masing, sehingga apa yang dituliskan tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan Kebenaran dalam sejarah memilki
arti sebagai sesuatu yang dianggap nyata dan benar-benar terjadi. kebenaran yang subjektif yang penuh
dengan interpretasi dan interfensi dari pihak-pihak yang dinamakan manusia, Oleh
sebab itu kebenaran harus bersifat subjektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar